PROBOLINGGO, BERITAKATA.id – Jatim Expo Pendidikan dan UMKM, dalam rangka Harlah Nurul Jadid 2025, Harlah NU ke-102 dan Rakerwil PWNU Jawa Timur, resmi dibuka di Universitas Nurul Jadid (Unuja) Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, pada Senin (20/1/2025).
Kegiatan ini berlangsung selama seminggu dan bertujuan untuk mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta peningkatan pendidikan dari kalangan warga NU di Jawa Timur.
Sebanyak 215 peserta UMKM dari berbagai daerah di Jawa Timur turut ambil bagian dalam expo ini. Salah satu yang menarik perhatian adalah UMKM busana bernuansa santri milik Muhammad Soleh, seorang santri dan pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid. Di bawah brand Ghaz.Ln, Soleh memproduksi berbagai pakaian, mulai dari kaos, jaket, hingga sandal, yang dirancang dan dicetak di konveksinya sendiri, dengan opsi pemesanan custom.
“Melihat santri yang mengenakan outfit yang kurang sesuai dengan nilai keagamaan, kami berusaha menghadirkan desain yang sesuai dengan ajaran agama melalui produk busana ini,” ujar Soleh, yang berasal dari Desa Jurangjero, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo.
UMKM ini telah beroperasi sejak 2021 dan menghasilkan pendapatan bulanan antara Rp7 juta hingga Rp15 juta. Ia juga memasarkan produknya melalui media sosial dan bekerja sama dengan pondok pesantren untuk menjangkau santri dan masyarakat sekitar.
Tidak hanya UMKM, karya inovatif siswa SMK Nurul Jadid juga menjadi sorotan, termasuk aplikasi berbasis AI yang dapat memindai wajah pengunjung dan menghubungkan dengan identitas tokoh NU dan Pondok Pesantren Nurul Jadid.
Salah satu siswa, Raja Luqman Bangkit, menjelaskan bahwa aplikasi ini menggunakan Python, serta juga ada game ular tangga dan kertas batu gunting yang dibuat dengan Laravel.
Wakil Sekretaris PWNU Jawa Timur, M. Noor Harisudin, menjelaskan bahwa Jatim Expo Pendidikan dan UMKM ini adalah bagian dari gerakan ekonomi NU, yang memiliki tiga pilar: Tashwirul Afkar (pemikiran), Nahdlatu Wathan (kebangsaan), dan Nahdlatut Tujjar (ekonomi).
“Di usia ke-102 ini, NU sudah kuat di bidang pemikiran dan kebangsaan, tetapi perlu penguatan di bidang ekonomi,” ungkap Harisudin. Ia juga menekankan pentingnya promosi produk UMKM warga NU agar lebih dikenal di masyarakat.
Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH Abdul Hamid Wahid, dalam sambutannya berharap kegiatan ini bisa mengembangkan aspek ekonomi dan pendidikan, serta mendorong integrasi antara pendidikan pesantren dengan dunia usaha dan industri.
“Kita harus siap menghadapi tantangan ekonomi bersama-sama,” tutup Ra Hamid yang juga Rektor Unuja dan Wakil Ketua PWNU Jatim. ig/fa












