PROBOLINGGO, BERITAKATA.id – Prestasi kembali diraih oleh produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Kabupaten Probolinggo di tingkat internasional. Sebanyak sejumlah produk unggulan daerah berhasil tampil dalam pameran dagang internasional Hong Kong Trade Development Council (HKTDC) 2025 yang berlangsung dari 27 hingga 30 April lalu.
Pameran yang digelar di Hong Kong ini menjadi ajang strategis untuk promosi dan memperluas pasar bagi para pelaku UMKM, termasuk dari Indonesia. Produk-produk andalan Kabupaten Probolinggo yang dipamerkan meliputi batik dari UMKM Selowaty, Dewi Rengganis, Ronggo Mukti, dan Prabulinggih, serta produk pangan seperti teh kelor Moringa Good, bubuk minuman Tingangiri, abon ayam, dan sambal kemasan Geprek Wow Group.
Produk-produk tersebut diwakili oleh pengusaha muda asal Kabupaten Probolinggo, Yusuf Dhiyauddin Robbani, yang akrab disapa Dhiyak. Ia turut menjadi bagian dari delegasi Indonesia dalam pameran HKTDC 2025. Partisipasi ini tidak hanya menjadi kebanggaan pribadi, tetapi juga menjadi tonggak penting dalam mempromosikan nama Kabupaten Probolinggo ke panggung global.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan, dan Perindustrian (DKUPP) Kabupaten Probolinggo, Taufik Alami, menyampaikan apresiasi tinggi terhadap langkah Dhiyak. Ia menegaskan bahwa keberhasilan ini menunjukkan bahwa pengembangan UMKM tidak semata-mata bergantung pada intervensi pemerintah, melainkan juga sangat bergantung pada inisiatif dan semangat dari para pelaku usaha.
“Saya menyambut baik dan sangat bangga atas usaha dari Mas Dhiyak. Ini adalah bentuk nyata dari sinergi antara pemerintah, swasta, masyarakat, dan akademisi dalam membangun dan memasarkan produk unggulan daerah ke tingkat internasional,” ujarnya.
Lebih jauh, Taufik menekankan bahwa keberhasilan ini sejalan dengan semangat Program SAE (Sejahtera, Amanah-Religius, dan Eksis Berdaya Saing) Ekonomi yang tengah digalakkan Bupati Probolinggo. Program ini mendorong kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat daya saing UMKM dan membuka akses pasar yang lebih luas, termasuk untuk ekspor.
“Langkah Mas Dhiyak ini sangat relevan dengan semangat SAE Ekonomi yang kami usung. Kami membutuhkan lebih banyak anak muda seperti dia yang berani membawa produk lokal ke pasar global. Ini bukan hanya soal bisnis, tetapi juga bagian dari misi besar untuk meningkatkan ekonomi daerah berbasis potensi lokal,” tambahnya.
Taufik juga menyampaikan bahwa banyak UMKM di Kabupaten Probolinggo sebenarnya sudah memenuhi standar ekspor, baik dari segi kualitas produk, legalitas usaha, maupun kemasan yang kompetitif. Namun, dibutuhkan lebih banyak jembatan seperti pameran HKTDC untuk menampilkan potensi tersebut di mata dunia.
“Kami di DKUPP terus melakukan pembinaan, mulai dari penguatan sumber daya manusia, perizinan usaha, hingga pengembangan desain kemasan dan strategi pemasaran digital. Tetapi, upaya ini akan jauh lebih efektif jika diimbangi dengan partisipasi aktif dari pelaku UMKM sendiri,” tegasnya.
Taufik berharap, apa yang dilakukan Dhiyak dapat menjadi pemantik semangat bagi UMKM lainnya untuk tidak ragu melangkah ke level berikutnya. “Kami berkomitmen untuk memperkuat pelatihan ekspor dan membuka lebih banyak peluang kerja sama internasional melalui berbagai program fasilitasi perdagangan,” pungkasnya. ig/fa