Dua Hari Hilang Terseret Banjir, Santri di Probolinggo Ditemukan Tak Bernyawa

PROBOLINGGO, BERITAKATA.id – Imron (17) ditemukan tak bernyawa setelah dua hari dinyatakan hilang di aliran sungai Rondoningo, Desa Gading Wetan, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Jumat (3/3/2023) lalu.

Remaja asal Dusun Kebun Panas, Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo itu ditemukan di sungai Rondoningo, Desa Sumber Katimoho, Kecamatan Krejengan pada Minggu (5/3/2023).

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Probolinggo, Ugas Irwanto memberikan informasi penemuan jenazah korban via grup Whatsapp.

"Innalillahi wa innalillahi rojiun. Telah ditemukan remaja yang hanyut di Desa Sumber Katimoho Kecamatan Krejengan. Jenazah dievakuasi oleh Mobil Polsek Krejengan," tulis Ugas.

Dari informasi yang dihimpun, Imron merupakan seorang santri. Sebelum tenggelam, korban mandi bersama sejumlah temannya di Dam Paras.

Korban terseret arus deras dari sungai tersebut karena kondisi sungai sedang banjir. Warga sekitar langsung melakukan pencarian bersama dengan bantuan dari tim SAR dan BPBD setempat.

Setelah dua hari pencarian, akhirnya sekitar pukul 07.00 WIB, korban ditemukan oleh warga sekitar mengambang dan menyangkut di tengah sungai.

Kapolsek Krejengan, Iptu Maruji membenerakan adanya penemuan jasad Imron di daerahnya. Pihaknya yang menerima laporan dari warga langsung mengerahkan pasukan untuk membantu proses evakuasi ke rumah duka. 

“Kami bersepakat dengan Polsek Gading, pelaporan kejadian terdebut nantinya dilaporkan oleh Polsek Gading mengingat kejadiannya berkesinambungan dengan laporan kejadian di Polsek Gading’” terang Maruji.

Sementara itu, Kasi Humas Polres Probolinggo, Ipda Sugeng Santoso menjelaskan, Imron ditemukan oleh seorang warga bernama bu Yet yang tengah mencuci baju di area penemuan jasad korban. 

“Saksi langsung memberitahu warga sekitar terkait apa yang ditemukannya. Seketika warga langsung berdatangan untuk membantu mengevakuasi korban. Penemuan korban berjarak sekitar 10 kilometer dari lokasi awal ia hanyut,” terang Sugeng.

Pihak keluarga tidak mnghendaki jasad korban dibawa ke rumah sakit. Keluarga korban menyadari bahwa kejadian tersebut merupakan musibah. Keluarga juga tidak melakukan tuntutan kepada siapapun serta menolak untuk dilakukan otopsi ke RSUD Waluyo Jati Kraksaan terhadap korban. ig/fat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *