MALANG, BERITAKATA.id – Organisasi nirlaba yang berfokus pada kesehatan mental, Indonesia Sehat Jiwa (ISJ), melebarkan jangkauan layanannya ke Yogyakarta dan Solo. Ekspansi ini merupakan langkah strategis setelah ISJ, yang bermula dengan nama Malang Raya Sehat Jiwa, sukses mengawali programnya di Malang dan bertransformasi menjadi entitas berskala nasional pada 18 April 2025.
Ketua dan Inisiator Program Indonesia Sehat Jiwa, Sofia Ambarini, mengatakan bahwa perluasan layanan ini didasari oleh kebutuhan mendesak di kedua daerah tersebut. Di Yogyakarta, ISJ menjalin kerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) untuk menangani peningkatan kasus bunuh diri yang mengkhawatirkan.
“Kasus bunuh diri di Kota Malang sudah mulai tidak terdengar seperti dulu lagi. Yang naik ini sekarang justru Yogyakarta,” ujar Sofia.
Sebagai langkah awal, ISJ telah mengadakan edukasi publik bagi para perawat dan mahasiswa keperawatan di Yogyakarta pada 2 Agustus 2025 lalu.
Sementara itu, fokus di Solo adalah untuk mengatasi tingginya kasus perundungan (bullying) di lingkungan pondok pesantren. ISJ hadir sebagai mitra objektif untuk membantu pesantren menciptakan lingkungan yang aman dan bebas dari perundungan.
“Di Solo, kita menjadi mitra pondok-pondok pesantren untuk masalah-masalah bullying. Ini untuk mengembalikan kepercayaan orang tua yang menitipkan anaknya di pondok,” kata Sofia.
ISJ telah memulai programnya di Pondok Pesantren Popongan Al-Mansur, Klaten, dengan melakukan asesmen terhadap seribu santri dan membuka Pojok Curhat.
ISJ juga terus memperkuat programnya di Malang melalui berbagai kolaborasi. Bekerja sama dengan Kecamatan Klojen, ISJ berencana membuka Pojok Curhat untuk memudahkan akses layanan kesehatan mental bagi masyarakat.
Selain itu, ISJ juga bekerjasama dengan Dinsos P3AP2KB Kota Malang untuk membenahi kesehatan mental para siswa di Sekolah Rakyat.
“Beberapa waktu lalu, ISJ ditunjuk untuk membenahi masalah mental di sana, dengan metode yang akan kami kembangkan untuk Sekolah Rakyat, untuk menjadi sekolah yang ramah anak dan aman,” jelasnya.
Sofia menjelaskan, ISJ awalnya didirikan dengan nama Malang Raya Sehat Jiwa pada 17 Desember 2023 sebagai respon atas keprihatinan terhadap maraknya kasus bunuh diri di Malang.
Pada 17 April 2025, kemudian Malang Raya Sehat Jiwa berubah menjadi Indonesia Sehat Jiwa yang mengusung misi utama adalah Pencegahan Bunuh Diri dan Pembentukan Peer Support Mental Health dari Gen Z serta menormalisasikan budaya konseling di tengah masyarakat Indonesia.
“Salah satu tugas kami adalah merubah stigma tentang mental health dan juga membudayakan konseling sebagai tindakan normal di kalangan masyarakat dengan menyingkirkan kesan seolah mahal, malu dan sebagainya,” kata Sofia.
ISJ beroperasi dengan model Assertive Community Treatment (ACT), yang berfungsi sebagai jembatan antara individu yang membutuhkan bantuan dengan para tenaga ahli. Tim ISJ terdiri dari psikolog, psikiater, konselor, dan Peer Support (Dukungan Sebaya).
Para Peer Support Agent of Changes, yang mayoritas berasal dari kalangan Gen Z, dilatih untuk menjadi garda terdepan dalam memberikan dukungan awal.
“Namun, ketika ada yang datang ke kami, jika terindikasi suatu gangguan berat, maka akan kami hubungkan ke tenaga ahlinya, yaitu psikolog dan psikiater kami,” tambahnya.
Sejak bertransformasi menjadi Indonesia Sehat Jiwa, jangkauan klien ISJ telah meluas ke seluruh Indonesia, dengan total klien saat ini mencapai sekitar 500 orang, di mana 80 persen di antaranya masih didominasi dari Malang.
Dengan rencana pengembangan selanjutnya di Bandung dan Jakarta, Indonesia Sehat Jiwa berupaya untuk terus memperluas akses layanan kesehatan mental bagi seluruh masyarakat Indonesia. ig/nug