Lomba Makan Kerupuk Satu Kaki Ramaikan Kebonagung, Agustusan Digelar Sejak 1950-an

Lomba makan kerupuk sambil berdiri satu kaki.

PROBOLINGGO, BERITAKATA.id - Sejumlah anak berteriak gembira saat mengikuti lomba makan kerupuk dan lari kelereng di gang paling utara Dusun Krajan, Kebonagung, Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Selasa (16/8/2022) malam. 

Mereka "balapan" memakan kerupuk yang digantung di atas tali sambil berdiri satu kaki. Tali diikat ke kaki dan kerupuk. Sehingga peserta harus mengangkat salah satu kakinya untuk menurunkan kerupuk yang harus dihabiskan.

Pada momen tertentu, lomba makan kerupuk harus diulang karena ternyata kerupuknya sudah melempem, atau dalam bahasa Madura disebut ayem. 

"Kerupuknya ayem. Lomba diulang," teriak Mimi, anak yang ikut lomba. Kejadian ini pun membuat emak-emak dan anak-anak tertawa lepas. 

Selain itu, anak-anak juga berlari sambil memegang sendok dengan kelereng di atasnya dalam lomba lari kelereng. 

Mereka berjalan dengan cepat mencapai garis finish lebih awal untuk menjadi pemenang.  

Suasana riuh, suara teriakan dan tertawa membahana sepanjang lomba di gang tersebut. 

Emak-emak yang iuran membeli hadiah lomba menjadi panitia dalam lomba tersebut.  Mereka berteriak mengatur jalannya lomba dengan pengeras suara kecil. 

Ifa, salah seorang emak, mengatakan lomba bertujuan mengenalkan bulan Agustus sebagai bulan kemerdekaan Republik Indonesia, kepada anak-anak. Juga wujud syukur mengisi kemerdekaan.

"Untuk hadiah, kami bersama emak-emak urunan atau iuran seikhlasnya. Lomba juga dimaksudkan menjalin kekompakan dan silaturahim antar-tetangga," ujar Ifa. 

Sejarah Lomba Agustusan

Ternyata, lomba Agustusan hadir dan dimulai sejak 1950-an. 

Menurut JJ Rizal, seorang sejarawan dan budayawan, tradisi lomba HUT RI bermula pada tahun 1950-an.

Pada HUT Ke-5 RI, masyarakat begitu antusias memeriahkan dengan cara yang menggembirakan. Karena itu, dibuatlah perlombaan agar meriah. Bahkan, Presiden Soekarno sangat bersemangat mengikuti lomba 17-an.

Rizal menambahkan, masyarakat sendiri yang memunculkan lomba-lomba itu sejak perayaan HUT Ke-5 Kemerdekaan RI. Mulai makan kerupuk, balap karung, hingga lari kelereng. 

"Lomba punya arti filosofi, yakni mengenang kemerdekaan yang diperjuangkan para pahlawan," ujar Rizal. ig/fa

855

© . All Rights Reserved. Powered by beritakata.id